Halaman

Friday, July 20, 2018

Yellow Truck : A Review

Hai! Pasca nggudang dan curhat sama Mbak Putri tadi sebenernya aku pengen ke Museum Perjuangan Rakyat di daerah Dipati Ukur. Tapi apa daya hujan badai melanda dan museum tutup sehingga aku harus menunggu di pos satpam museum. Beberapa menit kemudian aku mutusin ke sini buat nyobain kopinya soalnya kata Izzah rasanya lumayan.

Dengan suasana hujan rintik-rintik aku mutusin nerjang dan berangkat ke kafe ini. Waktu menunjukkan pukul 14.32 dan kata mas penjaganya baru buka jam 15.00. Alhasil aku ngeloby buat bisa duduk di dalem sambil ngangetin diri dan dibolehin. 

Kopi yang aku pesen adalah latte. Menurut lidahku terlalu banyak susu dan kayaknya da rasa sedikit telur hingga tanpa gulapun rasanya sudah agak smooth dan manis. Jika biasanya dengan ukuran gelas kecil aku bisa nambah 3 bungkus gula, di sini aku nambah 2 bungkus gula merah rasanya udah kemanisan. It’s mean rasa kopinya ngga terlalu kuat tapi overall oke sih dan ngga bikin kembung sesaat. Buat hiasan krimnya juga bagus dan rapi.

Dari segi tempat. Nuansa cokelat, kuning, putih, ditambah furnitur jadul membuat nyaman dan cozy sehingga mager untuk ke toilet sekalipun kecuali bener-bener kebelet. Tapi adanya sekat pemisah antara bagian pemesanan dan kursi meja membuat aku ngga bisa nyium bau kopi saat proses pembuatan. Kalo ditanya colokannya banyak apa engga jawabannya banyak dan hampir di setiap sub-sub kursi meja ada. Internetnya juga cepet jadi cocok buat orang yang pengen ngerjain tugas. 
Dari segi harga. Kubilang standar soalnya kisaran 20-25 dengan harga kopi yang dingin lebih mahal (di beberapa coffee shop juga biasanya gitu). 
That’s it! Silahkan mencoba!









1 Mei 2017

No comments:

Post a Comment